Objek Wisata Curug Dengdeng Tasikmalaya Pesisir Tasikmalaya, salah satu Kabupaten di Jawa Barat saat ini lebih dikenal dengan banyak pantai nelayan dengan wisata baharinya. Namun tidak jauh dari ombak besar khas pantai selatan jauh dari keramaian, siapa sangka masih menyimpan air terjun cantik alami yang dihiasi rindangnya pepohonan hijau. Curug Dengdeng, begitu mereka menyebutnya. Secara administrasi terletak di Kampung Caringin, Desa Cikawung Gading, Kecamatan Cipatujah.
Perjalanan hampir 90 KM dengan kondisi jalan sudah cukup bagus walau masih didominasi tambalan aspal dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dari pusat kota Tasikmalaya. Kendaraan masih dapat melaju dengan baik hingga Desa Cikawung Gading yang menjadi patokan awal ke air terjun ini. Jalan masuk menuju Kampung Carigin bisa ditemukan tidak jauh dari kantor kepala Desa.
Namun jangan kaget, jika jalan sekitar 4 KM berikutnya hanya akan berupa jalan makadam yang tidak begitu rata. Bukti pemerintah daerah belum melirik potensi yang ada di perkampungan ini. Sempat juga terlintas di pikiran, mungkin lebih baik dibiarkan begini saja sehingga dapat menahan laju wisata yang tak terkendali.
Jalur menuju kampung Caringin ada di sebelah kiri jalan. Jadi lebih baik sering-sering bertanya kepada penduduk sekitar arah menuju ke curug Dengdeng saat menemukan persimpangan. Tidak seperti saya yang jadi kebablasan, mungkin terlalu menikmati sensasi offroad-nya.
Kendaraan hanya bisa sampai kampung tersebut. Titip saja di halaman warga. Di sini anda akan merasakan keramahan orang Indonesia yang sekarang sulit ditemui. Sampai-sampai merasa seperti keluarga yang sudah lama tidak pulang kampung. Hehehe… Indahnya silaturahmi di bulan kemenangan.
Selanjutkan perjalanan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati sungai kecil dan rimbunnya pohon jati. Ajaklah anak-anak sekitar sebagai pemandu. Selain dikhawatirkan tersesat, juga menjadikan mereka sadar akan potensi wisata ini bagi kampung mereka. Hingga kelak mereka akan tetap terus menjaga kelestariannya.
Sekitar 30 menit berjalan kaki dan terakhir disambut dengan jalan menurun yang cukup curam. Perjuangan dibayar setimpal terpampang di depan mata. Top markotop gan.
Turun ke tingkat bawah berikutnya bukan hal yang mudah. Hanya jempol kaki yang mendapat pijakan pada pohon kecil mati atau mungkin lebih tepatnya disebut dahan saja sebagai tangga menuruni tebing curam. Di sinilah fungsi berikutnya yang didapatkan dari pemandu-pemandu cilik ini. Menjadi penolong menahan tangga darurat yang memang tanpa pengikat. Cukup menantang namun tentu saja sangat berbahaya.
Jangan cepat merasa puas menikmati keindahannya. Semakin ke bawah, sajian alamnya akan membawa kita sejenak melupakan segala beban hidup yang semakin terasa berat.
Waktu terasa begitu cepat berlalu. Rasanya semakin malas beranjak dari tempat ini. Alam yang begitu fotogenic terus saja beraksi di depan mata. Perasaan bahagia rasanya belum cukup untuk berpisah dengannya. Semoga tetap alami dan terjaga keindahannya.
Penting:
- Cuaca menentukan kondisi air terjun. Saat hujan debit air akan naik dan keruh.
- Bawalah persediaan air minum yang cukup. Perjalanan akan terasa cukup melelahkan.
- Jangan tinggalkan sampah. Jangan tinggalkan dosamu di sini.
- Pemandu sangat dibutuhkan. Gunakanlah.
Rute Cipatujah – Cikawung Gading – Caringin – Curug Dengdeng